Gw sadar sebagai kakak, kadang gw terlalu galak dalam mendidik. Gw mau
ngajarin yang baik2 tapi jarang dengan cara yang baik. :((
Setiap pagi adik2 gw rempong bin heboh sampe berantem dua2nya. Mama
pusing dengernya. Lalu gw muncul bukannya melerai, malah bikin
kehebohan tambah dahsyat dengan marahin dua2nya. Dan..Pagi ini gw
menyesalkan (lagi) perbuatan gw yang sudah sangat keras kepada adek
gw, fauzi. :(
Adeeeeeeeek..
Maafin kakak ya dek -mega dan fauzi-, bahkan sekeras itu perlakuan
kakak, tapi adek ga sama sekali marah sama kakak. (˘̩^˘̩̩̩ƪ)
(˘̩^˘̩̩̩ƪ) Tetap cium tangan dan pipi kakak waktu berangkat sekolah.
(˘̩̩̩__˘̩̩̩) Suara adek waktu ngucap salam tadi selalu imut seperti
biasanya. (-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩____-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩)
Iya, suara adek memang lebih sering ganggu tapi kakak juga selalu
kangenin kalo kita seharian ga bertemu. (˘̩̩̩.....˘̩̩̩ƪ)
Tiap hari adek main pianika atau main stik drum gebuk2 apaan aja dan
kakak kebisingan lalu kakak marahin adek suruh berhenti. Kakak lupa
kalo dulu kakak seumuran adek ini juga suka pencet2 piano2an yg
suaranya lbh cempreng dari permainan pianika adek. Juga si Mega udah
gede sekarang, udah kelas 2 SMA tapi masih ga ngerti ini harus bagi2
tugas kerjaan rumah, bikin kesel aja. ( ˘̶̀• ̯•˘̶́")
Kakak senang kalo kita dirumah hari minggu, bercanda2, main sama2,
makan yang lahap apapun yang kakak masak. Kalo mama papa pulang, kita
ceria rumah udh rapi mama ga akan bawel, adek pijit2 papa ya. Kakak
mau setiap hari kita begini. (˘▿˘ʃƪ) Maka Kakak harus bisa
mengontrol emosi supaya ga ada lagi hujan airmata dipipi siapa2.
Kakak janji ga akan ada lagi insiden seperti itu. Kakak lah yang harus
berubah. Jadi contoh yang baik untuk kalian semua. Adik2ku, kakak
janji ga akan ada lagi teriakan2 galak kakak, asal kalian juga janji
jadi adik yang baik ya. Kakak sayang banget sama kalian semua. Kakak
memang sebel banget kalo kalian nakal, tapi tiap habis kakak marahin
kalian, rasanya heart breaking banget (˘̩̩̩__˘̩̩̩) liat kalian diam
dan tiba2 penurut. Kakak ga mau kalian terluka lagi. Bantu dan doain
kakak ya dek. \(˚̩̩̩_°̩̩̩")/ \("˚̩̩̩_°̩̩̩)/
Buat mega dan fauzi kesayangan kakak ♥ ♥
Tampilkan postingan dengan label fams. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label fams. Tampilkan semua postingan
Selasa, 06 November 2012
Minggu, 18 Desember 2011
Atas nama Keluarga
Keluarga adalah pusaran dimana banyak hal kita pertaruhkan.
Ia selalu memanggil dalam diam, mengikat dalam halus, menjangkau dalam jauh.
Siapapun kita, dimanapun kita, kita pasti terjahit oleh serat-serat
keluarga.
Bahkan yang benar-benar hidup sebatang kara, masih bisa mengimajinasikan
ayah & ibunya yang memang pernah nyata.
Keluarga adalah jembatan penghubung bagi keberlangsungan wujud
manusia.
Keluarga adalah sumber kekuatan kita untuk terus menjalani apa yang harus.
Maka pasti ada yang layak kita pertaruhkan, atas nama keluarga.
Seperti apapun, kita adalah anak dari orang tua kita.
Dalam kondisi yang lain, kita adalah juga orang tua dari anak-anak kita.
Kita mungkin juga adik dari kakak kita, atau kakak dari adik kita.
Atau paman dan bibi dari keponakan kita.
Hubungan yang terbangun dari ikatan biologis itu tidak semata soal ikatan
darah dan ras.
tapi itu semua memiliki kompleksitas yang luar biasa secara kejiwaan. Maka
sebuah keluarga bukan sekedar soal bertautnya fisik dengan fisik yang melahirkan
fisik ketiga.
Ini adalah persenyawaan hati, rasa dan pikiran yang kesemuanya bermuara pada
satu kesadaran, kesadaran akan makna keluarga.
Disini keluarga adalah tempat bermula.
Dengan ayah & ibu yang masih genap, keluarga seringkali tak sekedar
tempat berawal, tapi juga tempat kita kembali.
Bahkan dalam usia kita yang tak lagi muda, dan anak-anak mungkin telah
hadir, kita tetap punya saat-saat merindukan ibu, merindukan kerelaannya,
kesabarannya, dekapannya, juga makanan seadanya yang menjadi sangat istimewa
karena dia memasak dengan cinta.
Kita masih punya saat-saat kita merindukan ayah, suaranya yang khas,
pandangannya yang khas, dan tentu saja nasehatnya yang khas.
Bila pun akses pengetahuan kita lebih maju, petuah ayah ibu selalu memiliki
kedalaman arti.
Bahkan bila sebagian kita sudah tidak lagi punya mereka, atau tidak sempat
melihat rupa mereka, kita masih bisa menghadirkan 'perasaan ada' dari keduanya.
Keluarga adalah sumber kekuatan kita untuk terus menjalani apa yang harus.
Pasti, ada yang layak kita pertaruhkan, atas nama keluarga...
Langganan:
Postingan (Atom)